Minggu, 23 Juli 2017

KESEMPURNAAN IMAN LENYAP DARI ORANG YANG SEDANG MELAKUKAN MAKSIAT

KESEMPURNAAN IMAN LENYAP DARI ORANG YANG SEDANG MELAKUKAN MAKSIAT

HADITS KE 36

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Tidak beriman (dengan sempurna) seseorang ketika ia berzina, minum arak, atau mencuri."

Dalam riwayat lain ditambahkan, "Tidak beriman (dengan sempurna) seseorang ketika ia merampas barang berharga di mana mata manusia hanya bisa terbelalak melihatnya."

(HR. Bukhari, Kitab: "Minuman" (74), Bab: Firman Allah, "Sesungguhnya, (meminum) khamer, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan." (1))


Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

ISLAM ITU NASIHAT

ISLAM ITU NASIHAT

HADITS KE 35

Jarir bin Abdillah berkata, "Saya berbaiat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendengar dan taat, lalu beliau menuntunku untuk mengucapkan, 'semampu saya.' Juga untuk menasihati setiap muslim."

(HR. Bukhari, Kitab: "Hukum-Hukum" (93), Bab: Tata cara pemimpin membaiat rakyatnya (43))


Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

Sabtu, 22 Juli 2017

KEUTAMAAN ORANG-ORANG BERIMAN DAN PENDUDUK YAMAN

KEUTAMAAN ORANG-ORANG BERIMAN DAN PENDUDUK YAMAN

HADITS KE 31

Uqbah bin Amru (Abu Mas'ud) berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menunjukkan tangannya ke arah Yaman dan bersabda: 'Iman itu ada pada penduduk Yaman (7), sedangkan keras hati itu ada pada pengembala yang selalu berada dekat dengan pangkal ekor unta (8) (di lembah-lembah jauh dari pemukiman), yaitu di tempat dua tanduk setan muncul pada suku Rabi'ah dan Mudhar.' "

(HR. Bukhari, Kitab: "Awal penciptaan" (59), Bab: Sebaik-baik harta seorang Muslim adalah kambing yang digembalakan di lereng-lereng bukit (15))

HADITS KE 32

Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Penduduk Yaman datang kepada kalian, hati mereka halus dan lembut. Fikih (pemahaman agama) itu ada pada penduduk Yaman, demikian pula hikmah ada pada penduduk Yaman."

(HR. Bukhari, Kitab: "Peperangan" (64), Bab: Kedatangan Al-Asy'ari dan penduduk Yaman (74))

HADITS KE 33

Abu Hurairah ra meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Induk kekafiran itu di arah timur (Persia), keangkuhan dan kesombongan itu ada pada pemilik kuda dan unta juga pada pengembala dari penduduk gurun, dan ketenangan itu ada pada pemilik kambing."

(HR. Bukhari, Kitab: "Awal penciptaan" (59), Bab: Sebaik-baik harta seorang muslim adalah kambing yang digembalakan di lereng-lereng bukit (15))

HADITS KE 34

Abu Hurairah ra berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 'Keangkuhan dan kesombongan ada pada pengembala dari penduduk gurun, sedangkan ketenangan ada pada pemilik kambing. Iman ada pada penduduk Yaman demikian pula hikmah ada pada penduduk Yaman.' "

(HR. Bukhari, Kitab: "Perangai/budi pekerti" (61), Bab: Firman Allah, "Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal." (1))

Catatan:
(7) Sebab, mereka pertama kali orang yang memenuhi seruan Nabi Ibrahim as saat beliau menyerukan haji dan mereka pasrah dengan sukarela. (Al-Kasymiri: Faidhul Bari Syarh Al-Bukhari 5/254)

(8) Mereka tinggal jauh dari perkotaan dalam rangka mengembalakan unta-unta mereka sehingga mereka bodoh terhadap ajaran syariat Islam (Shahih Al-Bukhari Tahqiq Musthafa Dib Al-Bugha 3/1202)


Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

Kamis, 20 Juli 2017

MEMULIAKAN TETANGGA, TAMU DAN BERKATA BAIK ATAU DIAM ADALAH BAGIAN DARI IMAN

MEMULIAKAN TETANGGA, TAMU DAN BERKATA BAIK ATAU DIAM ADALAH BAGIAN DARI IMAN

HADITS KE 29

Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir jangan menyakiti tetangganya. (5) Dan Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir muliakanlah tamunya. (6) Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir berkatalah yang baik atau diam."

(HR. Bukhari, Kitab: "Adab" (78), Bab: Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah mencela tetangganya (31))

HADITS KE 30

Abu Syuraih Al-Adawi berkata, "Kedua telingaku mendengar dan kedua mataku melihat ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, muliakanlah tetangganya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, muliakanlah tamunya dan masa istimewanya.'

Para sahabat bertanya, 'Seperti apa masa istimewanya, wahai Rasulullah?'

Beliau menjawab, 'Satu hari satu malam. Bertamu itu tiga hari, adapun setelahnya maka itu sedekah (kebaikan) baginya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir berkatalah yang baik atau diam.

(HR. Bukhari, Kitab: "Adab" (78), Bab: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah mencela tetangganya (31))

Catatan :
(5) Berkaitan dengan para tetangga para ulama mengatakan, "Jika tetangga itu muslim sekaligus kerabat, maka ia memiliki tiga hak, yaitu hak ketetanggaan, hak keislaman, dan hak kekerabatan. Jika Jika ia seorang muslim yang bukan kerabat maka ia mempunyai dua hak, yaitu hak ketetanggaan dan hak keislaman. Dan jika ia seorang kafir yang bukan kerabat maka ia mempunyai satu hak, yaitu hak ketetanggaan." (Imam Nawawi, Syarah Hadits Arba'in).

(6) Di antara bentuk memuliakan tamu adalah menyambutnya dengan baik dan menjamunya. Kewajiban menerima dan menjamu tamu adalah sehari semalam sedang selebihnya hukumnya sunah. Bagi orang yang bertamu dianjurkan agar tidak banyak merepotkan tuan rumah. Bila ia menginap sampai tiga hari, hendaklah ia meminta izin kepada tuan rumah agar tidak menyebabkan tuan rumah sangat terbebani. (Imam Nawawi, Syarah Hadits Arba'in).


Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

Selasa, 18 Juli 2017

MENCINTAI KEBAIKAN UNTUK SAUDARA SEBAGAIMANA MENCINTAINYA UNTUK DIRI SENDIRI ADALAH BAGIAN DARI IMAN

MENCINTAI KEBAIKAN UNTUK SAUDARA SEBAGAIMANA MENCINTAINYA UNTUK DIRI SENDIRI ADALAH BAGIAN DARI IMAN

HADITS KE 28

Anas meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang dari kalian hingga menyukai untuk saudaranya sebagaimana ia menyukai untuk diri sendiri. (4)"

(HR. Bukhari, Kitab: "Iman" (2), Bab: Termasuk bagian dari iman adalah mencintai saudaranya seperti dirinya sendiri (7))

Catatan :
(4) Artinya perbuatan-perbuatan yang baik (Shahih Al-Bukhari Tahqiq Musthafa Dib Al-Bugha 1/13)


Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

MENCINTAI RASULULLAH MELEBIHI CINTA KEPADA ORANG LAIN

MENCINTAI RASULULLAH MELEBIHI CINTA KEPADA ORANG LAIN

HADITS KE 27

Anas meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang dari kalian hingga aku lebih ia cintai daripada orangtuanya, anaknya, dan manusia semuanya."

(HR. Bukhari, Kitab: "Iman" (2), Bab: Mencintai Rasulullah saw adalah bagian dari iman (8))


Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

MERASAKAN MANISNYA IMAN

MERASAKAN MANISNYA IMAN

HADITS KE 26

Anas meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Ada tiga hal yang bila terdapat pada diri seseorang ia akan merasakan manisnya iman. Menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, mencintai seseorang karena Allah, dan benci kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka."

(HR. Bukhari, Kitab: "Iman" (2), Bab: Manisnya keimanan (9))

Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

RAGAM AMAL UTAMA DALAM ISLAM

RAGAM AMAL UTAMA DALAM ISLAM

HADITS KE 24

Abdullah bin Amr berkata, "Seorang lelaki bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 'Amalan Islam apakah yang baik?' Beliau menjawab, 'Engkau memberi makan dan mengucapkan salam, baik kepada orang yang engkau kenal maupun orang yang belum engkau kenal.' "

(HR. Bukhari, Kitab: "Iman" (2), Bab: Memberi makanan bagian dari Islam (6))

HADITS KE 25

Abu Musa ra meriwayatkan bahwa para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, pemeluk Islam seperti apakah yang utama?" Beliau menjawab, "Orang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu kaum muslimin."

(HR. Bukhari, Kitab: "Iman" (2), Bab: Amalan Islam apakah yang paling utama? (2))


Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

CABANG-CABANG IMAN

CABANG-CABANG IMAN

HADITS KE 21

Abu Huarairah ra meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Iman itu ada 60 lebih cabangnya, dan malu merupakan salah satu cabang iman."

(HR. Bukhari, Kitab: "Iman" (2), Bab: Tentang perkara-perkara iman (3))

HADITS KE 22

Ibnu Umar berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  pernah melewati seorang lelaki Anshar yang memmperingatkan saudaranya yang pemalu, kemudian beliau bersabda: 'Biarkan ia, karena malu adalah bagian dari iman.' (3)"

(HR. Bukhari, Kitab: "Iman" (2), Bab: Sifat malu sebagian dari iman (16))

HADITS KE 23

Imran bin Hushain ra meriwayatkan bahwa Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: " Sifat malu hanya mendatangkan kebaikan."

(HR. Bukhari, Kitab "Adab" (78), Bab: Sifat malu (77))

Catatan :

(3) Patut kita ketahui bahwa meskipun malu merupakan bagian dari iman, tapi kita harus menempatkan rasa malu ini pada posisi yang benar. Karena, jika salah menempatkannya, ia menjadi perbuatan yang tercela. Seperti orang yang enggan memakai jilbab karena malu dikatakan 'sok alim' oleh teman-temannya serta enggan meninggalkan rokok karena malu dikatakan banci dan tidak jantan oleh teman-temannya. Perasaan malu seperti ini dilarang dan bukan merupakan bagian dari syariat Islam. (Imam Nawawi, Ibnu Daqiq Al-Id, Abdurrahman As-Si'di, Ibnu Utasaimin. Syarah Hadist Arba'in).


Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

Jumat, 14 Juli 2017

MENGHADAP ALLAH DENGAN KEIMANAN TANPA KERAGUAN AKAN MASUK SURGA DAN DIHARAMKAN MASUK NERAKA

MENGHADAP ALLAH DENGAN KEIMANAN TANPA KERAGUAN AKAN MASUK SURGA DAN DIHARAMKAN MASUK NERAKA

HADITS KE 17

Ubadah Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang bersaksi bahwa tiada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba dan utusan-Nya, kalimat-Nya yang telah diturunkan kepada Maryam, dan juga sebagai ruh yang diciptakan oleh Allah, dan surga itu hak (benar) dan neraka itu hak (benar), maka Allah akan memasukannya ke dalam surga seberapapun amalnya."

Salah seorang perawi menambahkan, "Melalui delapan puntu surga yang ia kehendaki."

(HR. Bukhari, Kitab: "Para Nabi" (60), Bab: Firman Allah, "Wahai ahli kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agama kami. . ."(47))

HADITS KE 18

Muadz bin Jabal Radhiyallahu 'anhu berkata, "Suatu hari ketika saya membonceng di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam , antara saya dan beliau hanya ditengahi oleh kayu sandaran pelana. Beliau bersabda, 'Wahai Muadz.' Aku menjawab, 'Saya mendengar dan memenuhi panggilan Anda, wahai Rasulullah.' Kemudian beliau berjalan sejenak lalu bersabda, 'Wahai Muadz.' Aku menjawab, 'Saya mendengar dan memenuhi panggilan Anda, wahai Rasulullah.' Kemudian beliau berjalan sejenak lalu bersabda, 'Wahai Muadz.' Aku menjawab, 'Saya mendengar dan memenuhi panggilan Anda, wahai Rasulullah.'

Beliau lantas bersabda, 'Tahukah kamu apa hak Allah atas hamba-hamba-Nya?' Aku menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.' Beliau bersabda, 'Hak Allah atas hamba-hamba-Nya adalah agar mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.'

Kemudian beliau berjalan sesaat lalu bersabda, 'Wahai Muadz bin Jabal.' Aku menjawab, 'Saya mendengar dan memenuhi panggilan Anda, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Apakah kamu tahu apa hak hamba-hamba Allah jika mereka melaksanakan hal itu?', Aku menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.' Beliau bersabda, 'Hak mereka atas Allah adalah agar Dia tidak mengazab mereka.' "

(HR. Bukhari, Kitab: "Pakaian" (77), Bab: Laki-laki membonceng laki-laki (101))

HADITS KE 19

Mu'adz Radhiyallahu 'anhu berkata, "Saya pernah membonceng Nabi saw di atas keledai yang bernama 'Ufair, kemudian beliau bersabda, 'Wahai Mu'adz, apakah engkau tahu hak Allah atas hamba-hamba-Nya dan hak mereka atas Allah?' Saya menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.' Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Hak Allah atas hamba-hambanya adalah agar mereka hanya beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Adapun hak mereka atas Allah adalah agar Dia tidak mengazab orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.'

Saya bertanya, 'Wahai Rasulullah, bolehkah saya sampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang?' Rasulullah bersabda, 'Jangan kamu sampaikan kabar gembira ini kepada mereka sehingga membuat mereka hanya bersandar pada kabar ini (tidak lagi bersungguh-sungguh dalam beramal).' "

(HR. Bukhari, Kitab: "Jihad" (56), Bab: Nama kuda dan keledai (46))

HADITS KE 20

Anas bi Malik Radhiyallahu 'anhu berkata, "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  dan Muadz berboncengan diatas sebuah pelana seekor unta, lalu beliau bersabda, 'wahai Muadz bin Jabal.' Muadz menjawab, 'Saya mendengar dan memenuhi panggilan Anda, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'wahai Muadz bin Jabal.' Dia menjawab, 'Saya mendengar dan memenuhi panggilan Anda, wahai Rasulullah.' Yang demikian berulang sebanyak tiga kali.

Kemudian beliau bersabda, 'Tiada seorang pun yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah dengan jujur berasal dari lubuk hatinya kecuali Allah akan mengharamkan neraka baginya.'

Mu'adz bertanya, 'Wahai Rasulullah, bolehkah saya memberitakan kepada manusia agar mereka mendapatkan kabar gembira?' Nabi bersabda, 'Jika begitu, nanti membuat mereka hanya bersandar pada kabar ini (tidak lagi bersungguh-sungguh dalam beramal).' "

Mu'adz Radhiyallahu 'anhu memberitakan hadist ini saat menjelang wafatnya karena merasa berdosa (bila menyembunyikan hadist).

(HR. Bukhari, Kitab: "Ilmu" (3), Bab: Mengkhususkan sebagian ilmu kepada sebagian orang karena khawatir yang lainnya tidak dapat memahami (49))



Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

Kamis, 13 Juli 2017

SAHNYA ISLAM SESEORANG YANG BARU BERSYAHADAT SAAT MENJELANG KEMATIAN SEBELUM SEKARAT DAN TIDAK BOLEH MEMOHONKAN AMPUN BAGI ORANG MUSYRIK

SAHNYA ISLAM SESEORANG YANG BARU BERSYAHADAT SAAT MENJELANG KEMATIAN SEBELUM SEKARAT DAN TIDAK BOLEH MEMOHONKAN AMPUN BAGI ORANG MUSYRIK

HADITS KE 16

Al-Musayyab bin Hazn mengisahkan, "Menjelang Abu Thalib wafat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang menemuinya dan mendapati Abu Jahal bin Hisyam dan Abdullah bin Abu Umayyah bin Al-Mughirah sudah berada di sisinya. Rasulullah saw bersabda kepada Abu Thalib, 'Wahai Paman, ucapkanlah La Ilaha ilallah. Satu kalimat sebagai penyaksianku bagimu nanti di hadapan Allah.'

Kemudian Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah berkata, 'Wahai Abu Thalib, apakah engkau akan meninggalkan agama Abdul Mutthalib?'

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulang terus ucapannya kepada Abu Thalib tetapi Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah juga terus mengulang ucapannya, hingga akhirnya Abu Thalib mengucapkan kepada mereka bahwa dia tetap di atas agama Abdul Mutthalib dan enggan mengucapkan La Ilaha ilallah. Kemudian Rasulullah saw bersabda, 'Demi Allah, sungguh, aku akan memohonkan ampun untukmu kepada Allah selama aku tidak dilarang.'

Kemudian Allah menurunkan firman-Nya:
Yang artinya :
'Tidak patut bagi Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memintakan ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik, meskipun mereka kerabat yang dekat, sesudah nyata bagi mereka bahwa mereka adalah penghuni neraka Jahim.' " (At-Taubah: 113).

(HR. Bukhari, Kitab: "Jenazah" (23), Bab: Apabila seorang musyrik mengucapkan 'Laa Ilaha illa Allah' saat menjelang mati (81))


Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

PERINTAH MEMERANGI MANUSIA HINGGA MEREKA MENGATAKAN "TIADA ILAH (YANG BERHAK DIIBADAHI) SELAIN ALLAH DAN NABI MUHAMMAD ADALAH UTUSAN ALLAH"

PERINTAH MEMERANGI MANUSIA HINGGA MEREKA MENGATAKAN "TIADA ILAH (YANG BERHAK DIIBADAHI) SELAIN ALLAH DAN NABI MUHAMMAD ADALAH UTUSAN ALLAH"

HADITS KE 13

Hadist Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu dan Umar Radhiyallahu 'anhu. Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  meninggal dunia dan Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu diangkat menjadi khalifah, sebagian masyarakat Arab murtad (enggan membayar zakat). Umar Radhiyallahu 'anhu berkata, 'Bagaimana Anda akan memerangi mereka, padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, 'Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan "Tiada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah. 'Maka, barang siapa yang mengucapkannya, harta dan jiwanya terpelihara dariku kecuali dengan haknya. Dan perhitungannya ada pada Allah.' "

Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu menjawab, 'Demi Allah, akan aku perangi orang-orang yang memisahkan antara kewajiban shalat dan kewajiban zakat karena zakat adalah kewajiban harta kekayaan. Demi Allah, jika mereka menolak (membayar zakat) kepadaku meski itu hanya berupa seekor anak kambing, padahal dahulu mereka membayarkannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, niscaya aku akan perangi mereka karena penolakan itu. 'Demi Allah, sungguh ketegasan ini tiada lain karena Allah telah melapangkan dada Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu dan aku sadar itulah yang benar, 'tutup Umar Radhiyallahu 'anhu."

(HR. Bukhari, Kitab: "Zakat" (24), Bab: Kewajiban menunaikan zakat (1))

HADITS KE 14

Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan, Tiada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah.' Maka, barang siapa yang mengucapkannya, harta dan jiwanya terpelihara dariku, kecuali dengan haknya. Dan perhitungannya ada pada Allah."


HR. Bukhari, Kitab: "Jihad" (56), Bab: Dakwah Nabi saw kepada Islam dan kenabian (102))

HADITS KE 15

Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma ppberkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan, 'Tiada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah,' mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Jika mereka mengerjakannya maka harta dan jiwa mereka terpelihara dariku, kecuali dengan haknya (1), dan perhitungannya ada pada Allah (2)."


(HR. Bukhari, Kitab: "Iman" (2), Bab: "Maka jika mereka bertobat, menegakkan shalat, dan membayar zakat, berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan.")

Catatan :

(1) Maksudnya, diantara hak Islam adalah menunaikan kewajiban-kewajiban. Siapa yang meninggalkan kewajiban-kewajiban itu maka ia boleh diperangi, seperti orang yang menolak membayar zakat, dan sebagainya. Dalam kondisi seperti ini boleh diperangi. (Imam Nawawi, Syarah Hadist Arba'in).

(2) Artinya orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat, telah menegakkan shalat, dan menunaikan zakat, maka darah dan hartanya menjadi terlindungi. Bila ia melakukan semua itu dengan niat ikhlas, maka ia seorang mukmin. Tapi, bila ia melakukan semua itu hanya untuk membentengi diri dan karena takut diperangi-bersikap munafik, maka perhitungannya menjadi wewenang Allah. Karena hanya Dia yang Maha Mengetahui segala rahasia. Sebagaimana orang yang mengerjakan shalat tanpa wudhu atau tanpa mandi janabat, atau makan di rumahnya, tapi ia mengaku berpuasa. Maka pengakuannya tetap bisa diterima, sedangkan hisab atau perhitungannya menjadi wewenang Allah. (Imam Nawawi, Syarah Hadist Arba'in).


Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

MENDAKWAHKAN DUA KALIMAT SYAHADAT DAN SYARIAT ISLAM

MENDAKWAHKAN DUA KALIMAT SYAHADAT DAN SYARIAT ISLAM

HADITS KE 11

Ibnu Abbas menuturkan, "Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Mu'adz ra ke Yaman, beliau berpesan: 'Engkau akan mendatangi orang-orang Ahli Kitab. Karena itu, perkara pertama yang harus kamu dakwahkan kepada mereka adalah beribadah kepada Allah. Jika mereka sudah mengetahui Allah maka ajarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan shalat lima waktu dalam sehari semalam. Jika mereka sudah melaksanakannya maka ajarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan zakat (yang diambil) dari harta-harta mereka yang akan diberikan kepada orang-orang fakir di antara mereka. Jika mereka taat maka ambillah zakat dari mereka dan berhati-hatilah terhadap harta manusia yang paling mereka sayangi.' "

(HR. Bukhari, Kitab: "Zakat" (24), Bab: Tidak boleh mengambil dari harta manusia yang terbaik untuk pembayaran zakat (41))

HADITS KE 12

Ibnu Abbas ra berkata, "Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Mu'adz ra ke Yaman, beliau berpesan: 'Hati-hati terhadap doa orang yang terzalimi karena antara doanya dan Allah tiada penghalang.' "

(HR. Bukhari, Kitab "Orang-orang terzalimi" (46), Bab: Menghindar dan berhati-hatilah dari doa orang yang terzalimi (9))


Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

Rabu, 12 Juli 2017

SEKILAS MENGENAI BUKU AL-LU'LU WAL MARJAN 


SEKILAS MENGENAI BUKU AL-LU'LU WAL MARJAN

Buku  Al-Lu’lu Wal Marjan Mutiara Hadits Shahih Bukhari Muslim ini menyajikan hadits-hadits shahih yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Tentunya kita semua sangat membutuhkan kumpulan hadits yang shahih untuk dipelajari dan diamalkan. Oleh karenanya, buku yang bermanfaat ini layak dijadikan referensi pokok untuk mempelajari hadits Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam.

Dengan mempelajari buku Al-Lu’lu Wal Marjan Mutiara Hadits Shahih Bukhari Muslim, kaum muslimin akan dapat memahami pokok-pokok agama yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam dalam hadits-hadits yang berderajat shahih. Terlebih lagi hadits-hadits ini dikumpulkan dari 2 kitab paling shahih setelah kitab Al-Qur’an. Marilah kita mengkaji hadits dan sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam sehingga kita dapat hidup dengan bahagia. Selamat mempelajari dan mengamalkan.

“Penulis : DR. Muhammad Fuad Abdul Baqi
Penerbit : Ummul Qura”

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Aku tinggalkan buat kalian dua hal, yang jika kalian pegang teguh kepada keduanya, niscaya kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya.” (HR. Imam Malik).

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Buku Al-Lu’lu Wal Marjan Mutiara Hadits Shahih Bukhari Muslim ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya dilengkapi biografi Imam Bukhari, Imam Muslim, dan tujuh perawi hadits terbanyak, diberikan pengantar singkat ilmu musthalah hadits serta penjelasan singkat beberapa hadits yang perlu dijelaskan, kemudian dilengkapi dengan indeks hadits untuk memudahkan pencarian hadits. Juga terdapat bonus CD KUBISA 1.0 yang berisi data dan software sarana belajar Islam diantaranya Kumpulan Hadits Shahih, Kumpulan Do’a dan Zikir, Video Bimbingan Haji, Panduan Pembagian Waris, dll.


Sumber : Pusat buku sunnah

PERINTAH BERIMAN KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA, SYARIAT ISLAM, DAN MENDAKWAHKANNYA

PERINTAH BERIMAN KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA, SYARIAT ISLAM, DAN MENDAKWAHKANNYA

HADITS KE 10

Ibnu Abbas mengisahkan, "Ketika utusan dari Abdul Qais datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bertanya, 'Utusan siapakah kalian?'
'Utusan Rabi'ah, ' jawab mereka.

Beliau lantas bersabda, 'Selamat datang rombongan utusan yang tidak berduka (secara suka rela masuk Islam) dan tidak akan menyesal.'

Lalu mereka berkata, 'Wahai Rasulullah, kami hanya bisa mendatangi Anda ketika bulan-bulan Haram saja (Rajab, Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram) karena di antara kami dan tempat Anda ada suku kafir Mudhar. Maka, perintahkanlah kepada kami perkara yang sederhana dan jelas untuk kami beritakan kepada orang-orang yang berada di belakang kami, yang dengan begitu kami bisa masuk surga.'

Mereka juga menanyakan perihal minuman, lalu beliau memerintahkan empat hal dan melarang empat hal kepada mereka. Beliau memerintahkan untuk beriman kepada Allah semata, kemudian bertanya, "Tahukah kalian apa makna beriman kepada Allah semata?'

Mereka menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.'

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Bersaksi bahwa tiada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan memberikan seperlima dari hasil ghanimah.'

Beliau melarang empat hal, yaitu membuat arak dalam guci (al- hantam), dalam buah labu-yang dikeringkan (ad-duba), bejana dari akar pohon kurma yang dilubangi (an-naqir), atau bejana yang dicat dengan ter (al-muzaffat). Sepertinya beliau juga menyebutnya dengan muqayyar. Kemudian beliau bersabda, 'Ingatlah semua pesan itu dan beritakan kepada orang-orang yang berada di belakang kalian.' "

(HR. Bukhari, Kitab: "Iman" (2), Bab: Pembagian seperlima bagian ghanimah merupakan bagian dari iman (40))

Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

ISLAM DIBANGUN DI ATAS LIMA PERKARA

ISLAM DIBANGUN DI ATAS LIMA PERKARA

HADITS KE 9

Ibnu Umar ra meriwayatkan, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 'Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tiada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji, dan berpuasa Ramadhan.' "
(HR. Bukhari, Kitab: "Iman" (2), Bab: Doa kalian bagian dari iman kalian (2))

Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

Senin, 10 Juli 2017

IMAN YANG DAPAT MEMASUKAN KE SURGA

IMAN YANG DAPAT MEMASUKAN KE SURGA

HADITS KE 7

Abu Ayyub Al-Anshari ra mengisahkan, "Seorang lelaki tiba-tiba mencegat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, 'Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku suatu amalan yang dapat memasukanku ke dalam surga.'

Para sahabat sontak bertanya-tanya, 'Ada apa, mengapa ia?' Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  pun menjawab, 'Ia memiliki keperluan.' kemudian beliau bersabda, 'Beribadahlah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dirikanlah shalat, tunaikan zakat, dan sambunglah tali silaturahmi. Lepaskan tali kekang itu."

Abu Ayyub menjelaskan, "Sepertinya beliau ketika itu sedang berada di atas kendaraannya."
(HR. Bukhari, Kitab: "Adab" (78), Bab: Keutamaan silaturahmi (10))

HADITS KE 8

Abu Hurairah ra berkata, "Seorang Badui datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, 'Tunjukan kepadaku suatu amalan yang bila aku kerjakan bisa memasukanku ke dalam surga.'

Beliau bersabda, 'Beribadahlah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dirikan shalat wajib, tunaikan zakat wajib, dan puasa Ramadhan.'
Orang badui lantas berkata, 'Demi Zat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, aku tidak akan menambahinya.'

Ketika ia sudah berlalu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Barang siapa yang ingin melihat seorang dari penduduk surga maka lihatlah orang itu.' "
(HR. Bukhari, Kitab: "Zakat" (24), Bab: Kewajiban menunaikan zakat (1))

Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

Minggu, 09 Juli 2017

SHALAT LIMA WAKTU SALAH SATU RUKUN ISLAM

SHALAT LIMA WAKTU SALAH SATU RUKUN ISLAM

HADITS KE 6

Thalhah bin Ubaidullah berkata, "Seorang lelaki dari penduduk Najed datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rambutnya acak-acakan dan suaranya keras. Meski demikian, perkataannya tak bisa dipahami sehingga ketika ia sudah berada dekat dengan Nabi, ternyata ia bertanya tentang Islam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, 'Shalat lima waktu sehari semalam.'

Ia bertanya lagi, 'Adakah kewajibanku selain itu?' 'Tidak, kecuali shalat sunnah jika engkau berkenan, ' jawab Nabi. Beliau melanjutkan, 'Berpuasa pada bulan Ramadhan.'

Ia bertanya lagi, 'Adakah kewajiban bagiku selain itu?' 'Tidak, kecuali puasa sunnah jika engkau berkenan,' jawab Nabi. Lalu beliau juga menjelaskan kewajiban membayar zakat.

Ia pun bertanya lagi, 'Adakah kewajibanku selain itu?' Beliau menjawab, 'Tidak kecuali sedekah sunnah jika engkau berkenan.'

Kemudian ia pergi seraya berkata, 'Demi Allah, aku tidak akan menambah atau menguranginya.'

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Ia akan beruntung jika jujur menepatinya.' "

(HR. Bukhari, Kitab: "Iman" (2), Bab: Zakat bagian dari Islam (34))


Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

MAKNA IMAN DAN KARAKTERISTIKNYA

MAKNA IMAN DAN KARAKTERISTIKNYA

HADITS KE - 5

Abu Hurairah ra berkata, "Pada suatu hari, ketika Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam berkumpul bersama para sahabat, tiba-tiba datang seorang laki-laki bertanya, 'Apa itu iman?' Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, 'Iman adalah percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, perjumpaan dengan-Nya, rasul-rasulnya, dan hari kebangkitan.'
Ia bertanya lagi, 'Apa itu Islam?'

Beliau menjawab, 'Islam adalah beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat wajib, menunaikan zakat, dan berpuasa Ramadhan.'
Ia bertanya lagi, 'Apa itu ihsan?'
Beliau menjawab, 'Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seolah engkau melihat-Nya. Namun, jika engkau tidak dapat melihat-Nya, ketahuilah bahwa Allah melihatmu.'

Ia kembali bertanya, 'Kapan hari kiamat terjadi?'
Beliau menjawab, 'Orang yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada orang yang bertanya. Namun, saya akan menjelaskan tanda-tanda hari kiamat kepadamu, yaitu budak sahaya telah melahirkan tuannya dan jika para pengembala unta yang berkulit hitam saling berlomba-lomba dalam membangun gedung-gedung. Perkara ini termasuk dalam lima (perkara gaib) yang hanya diketahui oleh Allah.' "

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah yang artinya :
"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat. Dan Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Luqman: 34)

Lalu laki-laki itu pergi. Nabi kemudian berseru, "Panggil kemari orang itu.' Namun, para sahabat tidak mendapati apa pun (dari jejaknya). Beliau bersabda, 'Dia adalah Malaikat Jibril yang datang untuk mengajar manusia tentang agama mereka.' "
(HR. Bukhari, Kitab: "Iman" (2), Bab: Pertanyaan malaikat Jibril kepada Nabi saw tentang iman dan Islam (37))

Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

Sabtu, 08 Juli 2017

DOSA BESAR BERDUSTA ATAS NAMA RASULULLAH

DOSA BESAR BERDUSTA ATAS NAMA RASULULLAH

HADITS KE - 1

Ali ra meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: "Janganlah kalian berdusta atas namaku. Karena, barang siapa berdusta atas namaku maka ia pasti akan masuk neraka."
(HR. Bukhari, Kitab : "Ilmu" (3), Bab: Dosa orang yang berdusta atas nama Nabi saw (38))

HADITS KE - 2

Anas ra berkata, "Yang menghalangiku untuk banyak meriwayatkan hadist kepada kalian adalah karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: 'Barang siapa yang berdusta atas namaku maka hendaklah ia menempati tempatnya di neraka,' ".
(HR. Bukhari, Kitab : "Ilmu" (3), Bab: Dosa orang yang berdusta atas nama Nabi saw (38))

HADITS KE - 3

Abu Hurairah ra berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah ia menempati tempatnya di neraka."
(HR. Bukhari, Kitab : "Ilmu" (3), Bab: Dosa orang yang berdusta atas nama Nabi saw (38))

HADITS KE - 4

Mughirah ra berkata, "Saya pernah mendengar Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 'Dosa berdusta atas namaku tidaklah sama dengan dosa berdusta atas nama selainku. Barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, bersiaplah ia menempati tempatnya di neraka.' "
(HR. Bukhari, Kitab : "Jenazah" (23), Bab: Larangan meratapi mayit (34))


Sumber : Kitab Al-Lu'lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim

Kamis, 06 Juli 2017

PANCASILA

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.

Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.


sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila